Pendekatan Sistem
Istilah sistem telah digunakan dalam
berbagai cara yang berbeda. Kebanyakan orang menerima istilah ini sebagai
ungkapan keseharian dan menggunakannya untuk mendeskripsikan apa yang mereka
lakukan dan bagaimana mereka hidup. Manajer menganggap frase seperti filsafat
sistem, manajemen sistem, dan analisis sistem sebagai istilah yang sama. Ini
akan jauh lebih berarti untuk memasukkan semua aspek dari sistem ke dalam
klasifikasi umum dari pendekatan sistem dan memasukkannya ke dalam kerangka ini
menggunakan berbagai sistem yang cocol seperti teori sistem sebagai kumpulan
konsep yang digabungkan atau tubuh ilmu pengetahuan yang menggarisbawahi penerapan
filsafat sistem (cara berpikir), manajemen sistem (desain dan pelakasanaan
organisasi sebagai sistem) dan analisis sistem (teknik pemecahan masalah).
Dalam filsafat sistem, sudut pandangnya
adalah konseptual, metodenya adalah berpikir atau refleksi, organisasi
subsistemnya adalah strategi, dan tugasnya adalah mengintegrasikan organisasi
dengan lingkungannya. Dalam manajemen sistem, sudut pandangnya adalah
pragmatis, metodenya adalah sintesis (seni membangung organisasi sebagai sebuah
sistem melalui perkumpulan atau kombinasi daribagian-bagian), organisasi
subsistemnya adalah koordinasi, dan tugasnya adalah mengintegrasikan kinerja
dan mencapai tujuan melalui desain. Dalam analisis sistem, sudut pandangnya
adalah mengoptimalisasi atau pemecahan masalah, metodenya melalui memperagakan
(identifikasi dan abstraksi dari faktor-faktor dunia nyata, manipulasi
variabel, interpretasi dari simpilan analisis, dan realisasi dari simpulan
tersebut ke dunia nyata), organisasi subsistemnya ditekankan pada pelaksanaan,
dan tugasnya adalah mencapai tujuan dan efisiensi penggunaan sumber.
A. Filsafat
sistem
Teori umum sistem
dideskripsikan sebagai pengembangan dari sebuah sistematis, kerangka teori
untuk mendeskripsikan hubungan (keterkaitan) dalam dunia empiris. Model
dikembangkan sehingga dapat diterapkan pada banyak sistem, baik itu fisika,
biologi, tingkah laku, ataupun sosial. Banyak persamaan dalam konstruksi
teoritis dari berbagai disiplin ilmu terlihat pada pemeriksaan.
Salah satu sekolah menimbulkan pemikiran
menghubungkan sistem dengan ilmu, yang dapat dideskripsikan sebagai badan
sistematis dari ilmu pengetahuan; susunan prinsip-prinsip penting atau
fakta-fakta disusun dalam kebergantungan atau hubungan yang rasional; ide,
prinsip, undang-undang yang kompleks membentuk keseluruhan yang koheren.
Teori yang penting dari deduksi atau alasan
filsafat mengeluarkan beberapa prinsip teori umum.
1.
Lebih mengutamakan keseluruhan
2.
Integrasi merupakan timbal balik berbagai
bagian menjadi satu.
3.
Semua bagian saling mempengaruhi.
4.
Setiap bagian menjalankan perannya di dalam
keseluruhan.
5.
Sifat dari bagian dan fungsinya didapat
dari posisinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh hubungan
keseluruhan ke bagian.
6.
Keseluruhan adalah banyaknya sistem/kompleks/konfigurasi
energi dan perilaku seperti terpisah-pisah walaupun sekomplek apapun.
7.
Semuanya seharusnya berawal dengan
keseluruhan sebagai premis dan bagian dan hubungannya seharusnya dikembangkan.
Keseluruhan memperbaharui dirinya sendiri secara
konstan melalui proses perubahan; identifikasi keseluruhan dan kesatuan
dipelihara akan tetapi bagian-bagian berubah. Proses ini berkelanjutan tanpa
berhenti, terkadang direncanakan dan diobservasi, atau mungkin muncul tanpa
peringatan.
Menggabungkan sistem dalam organisasi
mungkin lebih bermakna bila dikatakan bahwa sebuah sistem adalah kesatuan
komponen-komponen yang didesain untuk mencapai sebuah tujuan berdasarkan pada
rencana. Definisi ini berisi tiga bagian penting. Pertama, harus ada tujuan. Kedua,
terdapat desain komponen yang tersusun dengan penuh arti. Ketiga, masuknya
informasi, energi, dan bahan yang dialokasikan berdasarkan rencana pelaksanaan.
Definisi ini dapat dilihat pada gambar 6.2, sebuah model dasar sistem. Input
sumber perencanaan berupa informasi, energi, dan bahan ditransformasikan oleh
manusia dan/atau mesin untuk memproduksi output berupa produk atau layanan.
Output, jika sistem efektif, mencapai tujuan sistem.
B. Tipe-tipe
Sistem
Sistem dapat
diklasifikasikan dengan cara yang berbeda. Salah satunya adalah kelompok sistem
alami (natural systems) misalnya sistem tata surya. Yang dibandingkan
dengan sistem buatan manusia (man-made systems) misalnya sistem
transportasi. Sistem alami adalah hubungan antara objek dan rangkaian kejadian
yang diamati pada kondisi alaminya pada saat kita mengidentifikasi beberapa
makna/arti. Sistem seperti ini bergantung pada hukum alam dan hubungan
input-output yang dapat diprediksi menggunakan ilmu pengetahuan. Sebaliknya,
sistem buatan manusia didesain dan dioperasikan/dijalankan oleh manusia.
Mereka menggunakan input dari sistem yang alami, akan tetapi sedikit menahan
prediktabilitas yang ditemukan dalam sistem alami, hal ini dikarenkan manusia
tidak dapat diprediksi. Diskusi ini dibatasi pada sistem buatan manusia.
Perbedaan mungkin dibuat antara sistem yang
fleksibel dan sistem yang kaku. Sistem yang fleksibel adalah sistem yang
susunan dan desainnya secara terus menerus menyesuaikan untuk memelihara
kemampuan untuk digunakan ditengah-tengah perubahan lingkungan input.
Keseimbangan antara sistem dan lingkungannya dipertahankan. Sebaliknya, sebuah
sistem yang kaku bukanlah unit yang memelihara diri sendiri dan susunannya
tidak dapat menyesuaikan, setidaknya tidak dalam waktu singkat. Sebagai contoh
sistem yang fleksibel memuat bentuk kehidupan seperti ekonomi, politik, dan
sistem sosial. Contoh dari sistem yang kaku adalah surat bangunan secara
otomatis. Saat dibuat, hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan
perubahan yang terjadi.
Manusia mencoba untuk membuat fleksibilitas
dalam setiap sistem yang dibuatnya. Sebagai contoh sebuah bangunan mungkin
didesain begitu rupa sehingga dapat digunakan untuk keperluan lain jika susunan
kebutuhan pokok berubah.
Klasifikasi yang lain adalah dari sistem
berkaitan dengan tingkat keterlibatan manusia, manusia atau sistem mesin.
Sebagai contoh sekelompok pribumi menenun topi akan dibantu sistem produksi
manual. Perbedaan yang besar pada program kilang minyak otomatis untuk
menghasilkan minyak tanah tanpa campur tangan manusia dalam proses transformasi
adalah sistem mesin otomatis. Hubungan mesin dengan kebanyakan sistem jatuh
diantara dua contoh yang sangat berbeda ini. Beberapa industri di kota-kota
besar berinvestasi dengan mesin misalnya industri besi baja, sedangkan yang
lain faktor manusia lebih signifikan seperti dalam firma hukum.
Klasifikasi alami dengan buatan manusia,
fleksibel dengan kaku, dan manusia dengan mesin, semua bergantung pada desain
dan susunan sistem. Kelompok yang lain dapat dibuat dengan menekankan pada
output alami: (1) sistem yang menghasilkan benda dan (2) sistem yang melayani
pelanggan. Departemen manufaktur dari divisi Chevrolet dari Generals Motor
Cooperation adalah subsistem dari perusahaan tersebut yang membuat mobil.
Manusia dan mesin mengikuti masukan informasi untuk mencapai tujuan operasional
yang ditetapkan oleh perusahaan. Intisari dari organisasi produksi atau sistem
beristirahat dalam proses saat sumber diubah ke dalam output.
Tujuan utama dari sistem yang lain adalah
untuk melayani pelanggan. Pelayanan mungkin ditunjukkan dengan mengirim produk,
ide, atau menyediakan kebutuhan orang pada umumnya. Sebagai contoh toko retail
(marker) tidak memproduksi sebuah produk tapi membuat benda-benda itu dapat
digunakan oleh konsumen, begitulah menghasilkan pelayanan. Sama halnya, seorang
dokter atau pengacara menghasilkan layanan dengan menyediakan obat-obatan atau
pendampingan resmi untuk pelanggan.
C. Pembagian
sistem
Sebuah komponen adalah
bagian dari sistem yang ditampilakn atau menyediakan fasilitas untuk
menampilkan, beberapa bagian dari definisi proses transformasi. Sebuah komponen
adalah unit dasar dalam sebuah sistem yang dibatasi atau tidak dapat dibagi
lagi atau dideskripsikan lebih rinci. Sebagai contoh sebuah bangunan kelas
dapat dikatakan sebagai komponen dalam system pembelajaran ketika dibatasi pada
detail analisis bangunan menurut sistem lampu, dan lainnya. Lebih lanjut,
seorang guru mungkin diklasifikasikan sebagai komponen dari sistem universitas,
walaupun dalam ilustrasi medis seseorang mungkin dideskripsikan sebagai sistem
dengan beberapa subsistem. Sebuah komponen tidak dapat memuaskan kebutuhan
total dalam sebuah sistem seperti definisi system, walaupun ini mungkin dapat
menjadi sistem dalam situasi dan konteks yang berbeda. Sebuah komponen mungkin
bagian dari satu sistem atau lebih, misalnya kita adalah komponen dari sistem
ekonomi dan juga sistem sosial dan sistem politik.
Ini adalah masalah dari deskripsi atau
batasan pernyataan, dan penentuan apa itu sebuah sistem, subsistem, atau
komponen muncul ketika tujuan system tersebut ditentukan. Kemampuan untuk
mendefinisikan sistem dan garis batas yang tepat menjadi keuntungan yang
signifikan dari pendekatan sistem. Definisi sitem membatasi “sistem total”
untuk tujuan operasional dan analisis. Setiap sistem meliputi
komponen-komponen, beberapa yang terkualifikasi sebagai sistem pada keadaan
yang berbeda dan sistem dapat menjadi subsistem pada abstraksi yang
tingkatannya lebih tinggi. Batasan-batasn seperti pada definisi berfungsi
sebagai bidang dalam organisasi atau sistem, bidang yang dikontrol dapat
dilatih, atau masalah yang membutuhkan analisis. Gambar 6-3 menunjukkan
hubungan antara sistem, subsistem, dan komponen dalam sebuah hierarki. A adalah
sistem total dengan dua subsistem A1 dan A2, subsistem A2 mempunyai 4 subsistem
A01, A02, A03, dan A04. Sub-subsistem A01 mempunyai 4 subsistem A001, A002,
A003, A004, A005, A006, A007, dan A008 dan lainnya mungkin dianggap sebagai
komponen dari sistem jika tidak bermakna untuk membuat sebuah tingkat tambahan
dalam analisis.
Sebagai ilustrasi, A mungkin mewakili
sistem pendidikan di United Stated, dengan dua subsistem utama misalnua Swasta
A1 dan Umum A2. Sebagai subsistem A2 ada universitas A01, sekolah teknik A02,
SMP/SMA A04, dn sekolah dasar A04. Universitas umum A01 dapat dikelompokkan
dalam delapan wilayah negara dan wilayah yang lain dapat dibagi lagi.
D. Tahapan pemecahan masalah dengan
menggunakan pendekatan sistem
1. Usaha
Persiapan
· a).
Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.
· b).
Mengenal sistem lingkungan.
· c).
Mengidentifikasi subsistem perusahaan.
2. Usaha
Definisi
a.
Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.
Tujuannya :
– mengidentifikasi tingkat sistem
tempat persoalan berada.
– Menganalisis bagian-bagian sistem dalam
suatu urutan tertentu:
· a).
Mengevaluasi standar.
· b).
Membandingkan output dengan standar.
· c).
Mengevaluasi manajemen.
· d).
Mengevaluasi pemroses informasi.
· e).
Mengevaluasi input dan sumber daya input.
· f).
Mengevaluasi proses.
· g).
Mengevaluasi sumber daya output.
3. Usaha
Pemecahan
· Pertimbangan
alternatif yang layak.
· Mengevaluasi
berbagai solusi alternatif.
· Memilih
solusi terbaik.
· Menerapkan
solusi.
· Memastikan
bahwa solusi tersebut efektif.
E. Pendekatan
sistem dalam pemecahan masalah dan membuat keputusan
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)
1. Pemecahan
masalah
Pentingnya pemecahan masalah bukan
didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
2. Pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
Pengambilan keputusan adalah tindakan
memilih strategi/ aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik
atas masalah tersebut. Salah satunya kunci pemecahan masalah adalah
mengidentifikasikan berbagai alternatif keputusan.
3. Pendekatan
sistem
Proses pemecahan masalah secara sistematis
bermulai dari John dewey, seorang profesor filosofi dari colombia university.
Ia mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam memecahkan suatu
kontroversi secara memadai.
o Mengenali kontroversi
o Menimbang klaim
alternatif
4. Membentuk
penilaian
Serangkaian langkah pemecahan masalah yang
memastikan bahwa maslah itu pertama-tama dipahami ,solusi alternatif dipertimbangkan,
dan solusi yang dipilih bekerja.
Langkah-langkahnya adalah sbb:
1. Usaha persiapan =
mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi
sistem.
2. Usaha
definisi = mencakup mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian
memahaminya.
3. Usaha
solusi = mencakup mengidentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya,
memilih satu yang tampak terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat
menindaklanjuti untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.
5. Merasakan
masalah
Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori
dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles) mereka, yaitu
bagaimana mereka menghadapi masalah.
a.
Penghindar masalah (problem avoider) manajer ini mengambil sikap positif dan
menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan
masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.
b. Pemecah
masalah (problem solver) manajer ini tidak mencari masalah juga tidak
menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
c.
Pencari masalah (problem seeker) manajer ini menikmati pemecahan masalah dan
mencarinya.
6.
Mengumpulkan Informasi
a. Gaya
teratur (preceptive style) manajer jenis ini mengikuti management by exception
dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
b. Gaya
menerima (receptive style) manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian
menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam
organisasi.
7.
Menggunakan informasi
a. Gaya
sistematik (systematic style) manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti
suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
b. Gaya
intuitif (intuitive style) manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu
tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi
Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar